Semua orangtua punya tanggungjawab untuk mendidik anaknya. Mendidik sendiri
pengertiannya adalah mengeluarkan apa yang dari dalam. Tepatnya adalah
bagaimana mengeluarkan kebolehannya, sifat baiknya, motivasi positifnya,
kreativitasnya, dan lain-lain.
Hanya dalam prakteknya, kita sering mengalami kebingungan. Kenapa saat anak kita ingin mengeluarkan potensi hal-hal baik dari dirinya, anak juga mengeluarkan hal-hal yang bisa kita sebut negatif. Perkembangan manusia selalu diiringi dengan munculnya potensi positif dan negatif, dari kecil sampai tua.
Nah, supaya anak itu terbekali pengalaman dan pengetahuan yang membuatnya mampu membedakan mana yang positif dan mana yang negatif, maka bermain merupakan bekal yang bagus.
Bermain bisa kita sebut sebagai cara alami yang diciptakan Tuhan untuk anak-anak agar mengetahui dunia yang bagi mereka masih kosong. Tidak hanya anak manusia, anak binatang pun demikian.
Pertanyaannya, permainan yang seperti apa? Kalau melihat kebutuhan perkembangan anak-anak, permainan yang bisa kita sodorkan ke mereka adalah:
- Permainan yang
mengasah kompetensi fisiknya, bergerak ke kanan-kiri, memutar, berlari,
berdiri-diam, dan seterusnya. Bentuknya bisa bola, bisa sepeda, atau
lainnya.
- Permainan yang
mengasah otaknya (kognitif), semisal puzzle kreatif, menghitung benda,
menamai benda untuk proses membaca, dan lain-lain
- Permainan yang
mengasah emosi-sosialnya (emotional), misalnya bermain petak umpet,
jalan-jalan bersama teman, dan seterusnya
- Permainan yang
mengasah mental-spiritualnya sehingga ia tahu dari bukti bahwa dirinya
mampu atau mengetahui bukti bahwa jika ia melanggar hukum Tuhan, maka akan
ada akibat buruk yang ia rasakan
Seiring dengan perkembangan teknologi, anak kita saat ini punya
pilihan yang variatif memilih mainan. Ada mainan yang untuk mengasah
imajinasinya, ketelitiannya, atau verbalnya.
Intinya, semua bentuk permainan, baik yang tradisonal atau modern, bisa digunakan orangtua untuk mendidik anak. Tapi ini bukan semata karena bentuk permainannya, melainkan lebih karena sejauhmana orangtua mau berperan menjelaskan pesan yang ada di baliknya.
Permainan sebetulnya adalah pintu masuk yang paling bagus untuk mengajarkan anak membaca, menghitung, atau nilai-nilai moral tertentu. Kita pasti kesulitan mengajarkan dia membaca seperti mengajar anak SMA, dari abstrak atau konsep. Kita bisa mengajarkannya lewat benda-benda mainan kesukaannya.
Demikian juga mengajarkan etika sosial, nilai moral, dan dorongan mental. Melalui permainan atau dengan suasana yang bermain (menyenangkan), kita akan mudah mengeluarkan apa yang dari dalam diri anak dan mudah memasukkan apa yang dari kita ke dalam dirinya. Semoga bermanfaat.
( Dikutip dari Dancow Parenting Center )
Intinya, semua bentuk permainan, baik yang tradisonal atau modern, bisa digunakan orangtua untuk mendidik anak. Tapi ini bukan semata karena bentuk permainannya, melainkan lebih karena sejauhmana orangtua mau berperan menjelaskan pesan yang ada di baliknya.
Permainan sebetulnya adalah pintu masuk yang paling bagus untuk mengajarkan anak membaca, menghitung, atau nilai-nilai moral tertentu. Kita pasti kesulitan mengajarkan dia membaca seperti mengajar anak SMA, dari abstrak atau konsep. Kita bisa mengajarkannya lewat benda-benda mainan kesukaannya.
Demikian juga mengajarkan etika sosial, nilai moral, dan dorongan mental. Melalui permainan atau dengan suasana yang bermain (menyenangkan), kita akan mudah mengeluarkan apa yang dari dalam diri anak dan mudah memasukkan apa yang dari kita ke dalam dirinya. Semoga bermanfaat.
( Dikutip dari Dancow Parenting Center )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar