Menggendong Bayi Bisa Membuat
Cerdas
Untuk
bayi yang sering digendong, sering timbul istilah“bau tangan”. Para ibu muda
yang baru memiliki bayi sering dinasihati jangan terlalu sering digendong,
nanti membuatnya manja. Sebenarnya, keinginan bayi untuk digendong merupakan
hal yang alami.
Selama
sembilan bulan dalam kandungan ibunya, seorang bayi seolah berada dalam ayunan.
Sehingga ketika lahir, dia mencari kenyamanan yang sama dengan digendong.
Menurut Karen Sokal-Gutierrez, MD, staf pengajar School of Public Health,
University of California Berkeley mengatakan, bayi di bawah usia tiga bulan
memang terlihat sangat membutuhkan bantuan orang yang ada disekitarnya.
Berbagai
kajian ilmiah menunjukkan, ketika bayi-bayi menangis segera digendong dan
diperhatikan kebutuhannya, timbullah perasaan aman. Stres dan kecemasannya
berkurang dan akhirnya, bayi menangis lebih sedikit. "Jadi menggendong
bayi yang menangis itu bagus, tidak akan memanjakannya," ujarnya.
Lebih
lanjut, Gutierrez yang juga Ketua Komisi Early Childhood Adoption and
Dependent Care pada American Academy of Pediatrics itu menjelaskan, sebagian
dokter ahli anak menyebut periode tiga bulan pertama hidup bayi sebagai
‘trimester keempat kehamilan’. Bayi-bayi muda akan merasa lebih nyaman di dalam
lingkungan yang mirip rahim ibu, tempat di mana mereka selalu didekap erat,
selalu hangat dan diayun-ayun. Maka secara alamiah mereka merasa aman dan
nyaman jika digendong, dibedong dan ditimang.
Tapi,
setelah usia tiga bulan, bayi-bayi ingin sedikit mandiri. Mereka masih senang
digendong, tapi kadang tertarik juga mengamati dan menjelajah sekitar. Bayi
usia empat bulan bisa ditelentangkan supaya menggerak-gerakkan lengan dan
menjangkau kakinya. Atau, ditengkurapkan supaya berlatih mengangkat kepala dan
dada.
Dia
menekankan, setiap bayi dan orangtua berbeda. Ada bayi yang perlu segudang
perhatian, ada yang senang tidur melulu atau main sendiri. Ada orangtua yang
tak bosan-bosannya menggendong bayi, ada yang ingin bayinya belajar mandiri
dengan bermain dan tidur sendiri. Budaya yang berbeda punya kebiasaan berbeda
pula. Para orangtua perlu menetapkan apa yang cocok dan paling memungkinkan
untuk mereka dan bayinya.
Pam
Leo, seorang parent educator di Gorham, Maine, Amerika Serikat mengungkapkan,
beberapa penelitian menunjukkan bahwa bayi-bayi yang digendong sepanjang waktu,
dan terpenuhi semua kebutuhan-atas-sentuhannya sepanjang tahun pertama tidak
menjadi bayi yang lengket atau terlalu tergantung pada orang. Sebaliknya
bayi-bayi tersebut lebih jarang menangis, tumbuh lebih bahagia, lebih cerdas,
lebih mandiri, lebih penuh kasih dan lebih ramah ketimbang bayi-bayi yang
kebanyakan ditaruh di kursi, di buaian, di tempat tidur atau di alat bantu
lainnya yang tak memerlukan kontak dengan manusia.
Menggendong
bayi juga diyakini sebagai bagian vital dari rencana biologis alam dalam
menciptakan ikatan kasih sayang ibu-bayi, serta amat penting bagi pengembangan
kepercayaan, empati, belas kasih dan hati nurani. "Penelitian menegaskan
menggendong bayi manusia mengembangkan kecerdasan dan kapasitas bayi dalam hal
kepercayaan, kasih sayang, keintiman, cinta dan kebahagiaan,” tuturnya.
(source:republika)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar