Griya Sehat Edukatif

Griya Sehat Edukatif
Menyehatkan secara Alami dan Mencerdaskan sejak Dini

Rabu, 21 Desember 2011

Berbicara Tentang Pemanis Buatan dan Pengganti Gula


Pemanis buatan adalah salah produk makanan sintetis yang cukup banyak mengundang kontroversial, banyak sekali pro dan kontra di seputar isu pemanis buatan. Katakanlah dulu sempat ada rumor tentang aspartame sebagai salah satu pemanis buatan ini. Namun banyak orang menemukan bahwa pemanis buatan adalah pengganti gula yang dapat membantu menjaga kesehatan mereka tanpa kehilangan hak untuk menikmati rasa manis.
Apakah Anda memiliki pandangan sendiri tentang pemanis buatan yang beredar saat ini? Bagaimana memahami bahan pengganti gula ini? Nah, marilah kita berbicara sedikit tentang hal ini yang saya sadurkan dari para staf Mayo Clinic.
Jika Anda mencoba mengurangi gula & kalori pada diet anda, bisa jadi Anda akan beralih pada pemanis buatan atau pengganti gula yang lainnya. Maka Anda tidaklah sendiri. Popularitas pemanis buatan dan pengganti gula lainnya sedang naik daun, sebagaimana perusahaan dan konsumen berupaya mencari alternatif kalori yang lebih rendah akan gula biasa tanpa mengorbankan rasa manisnya.
Saat ini, pemanis buatan dan pengganti gula lainnya ditemukan di pelbagai jenis makanan dan minuman yang dipasarkan dengan iklan “sugar free” atau bebas gula, atau kadang menambahkan kata-kata “diet”, termasuk di dalam minuman bersoda, permen karet, jeli, bakeri, permen, jus buah dan es krim.
Sebagai tambahan, pengganti gula yang lain disebut-sebut sebagai pengganti pemanis yang lebih sehat dibandingkan gula biasa, meskipun mereka tidak memiliki angka nilai kalori yang lebih rendah, semisal madu, ataupun nektar agave.
Sebenarnya, apakah pemanis buatan dan pengganti gula lainnya ini? Apa fungsi mereka dalam diet kita?
Pengganti gula secara harfiah bermakna setiap pemanis yang kita gunakan untuk menggantikan gula biasa (gula pasir / sukrosa). Pemanis buatan hanyalah salah satu jenis pengganti gula. Beberapa pengganti gula seperti aspartame, dipromosikan karena secara nyata tidak menambahkan kalori pada diet anda. Beberapa pengganti gula yang lebih baru seperti stevia dan nektar agave diklaim sebagai pilihan yang memiliki kalori yang lebih rendah, lebih manis dan sehat.
Topik mengenai pengganti gula dapat menjadi kompleks dan membingungkan. Salah satu permasalahannya adalah bahwa terminologi  menyangkut pengganti gula begitu terbuka untuk diinterpretasikan/diartikan. Sebagai contoh, beberapa pabrikan menyebut pemanis mereka “alami” atau “natural” meskipun telah mengalami pemrosesan atau pemurnian kembali, sebagaimana dalam kasus penyiapan stevia. Kadang pengganti gula dikelompokkan berdasarkan kandungan kalori di dalamnya. Namun bagaimanapun penggolongannya, pengganti gula bukanlah sebuah senjata ampuh nan ajaib untuk penurunan berat badan.
Pemanis Buatan
Pemanis buatan adalah pengganti gula sintetis, namun bisa dihasilkan dari zat-zat yang secara alami terbentuk, termasuk herbal dan gula sendiri. Acap kali pemanis buatan memberikan rasa manis yang berlipat-lipat dibandingkan dengan gula.
Di Amerika, badan obat dan pangan negera tersebut menyetujui penggunaan beberapa pemanis buatan berikut:
  • acesulfame potassium.
  • aspartame.
  • neotame.
  • saccharin.
  • sucralose.
Meski demikian ada pemanis buatan yang tidak disetujui di oleh FDA namun disetujui di negara lainnya, misalnya siklamat (cyclamate). Pemanis buatan seperti yang telah disampaikan sebelum, menarik banyak pihak untuk menggunakannya pada produk makanan atau minuman mereka, karena secara nyata tidak menambahkan kalori ke dalam diet. Cobalah memeriksa label makanan atau minuman dan lihat apakah ada pemanis buatan digunakan di dalamnya.
Namun tidak hanya makanan dan minuman pabrikan yang menggunakan pemanis buatan, rumah tangga juga bisa menggunakan, terutama untuk membuat kue dan bakeri. Namun jika Anda ingin menggunakan pemanis buatan untuk keperluan rumah tangga, lihat dulu ketentuan pemakaian masing-masing bahan pemanis buatan tersebut untuk menemukan yang tepat.
Beberapa kemungkinan keuntungan bagi kesehatan dari pemanis buatan adalah untuk mengontrol berat badan, bagi penderita diabetes, dan kesehatan gigi.
Salah satu aspek yang paling menarik dari pemanis buatan adalah mereka tidak mengandung kalori. Sebaliknya gula pada setiap gramnya kira-kira mengandung 4 kalori, dan satu sendok gula kira-kira seberat 4 gram, nah Anda tinggal menjumlahkan berapa banyak kalori dari gula yang Anda konsumsi setiap harinya. Pemanis buatan dapat memotong jalur penambahan kalori ini. Namun di sisi lain beberapa peneliti menduga justru pemanis buatan berhubungan dengan terjadinya penambahan berat badan, namun sebab pastinya belum diketahui.
Bagi penderita diabetes, pemanis buatan adalah pengganti gula yang ramah untuk mereka. Karena pemanis buatan tidak akan menaikkan kadar gula darah mereka, karena bukan merupakan karbohidrat. Namun karena kewaspadaan terhadap penggunaan pengganti gula dilabeli dan kategorikan, silakan konsultasikan pada dokter anda atau ahli gizi tentang menggunakan pemanis pengganti gula.
Tidak seperti gula, pemanis buatan tidak merusak gigi. Karena alasan ini, pemanis buatan cukup populer digunakan pada manisan atau permen.
Namun demikian perhatian dan kritik terhadap pemanis buatan tentu saja ada dari kelompok-kelompok yang menentang penggunaannya selama berpuluh tahun ini. Kritik-kritik akan pemanis buatan mengatakan bahwa mereka (pemanis buatan) dapat menyebabkan pelbagai masalah kesehatan, termasuk kanker. Ini sebagian besar karena berhubungan dengan penelitian di tahun 1970-an yang menghubungkan saccharin dengan kanker kandung kemih pada tikus percobaan. Karena penelitian-penelitian tersebut, saccharin pernah menyandal label peringatan bahwa ia bisa jadi berbahaya bagi kesehatan anda.
Sedangkan menurut lembaga kanker nasional di Amerika dan badan-badan kesehatan lainnya, tidak terdapat bukti ilmiah bahwa ada pemanis buatan yang disetujui di Amerika menyebabkan kanker dan permasalahan kesehatan serius lainnya. Dan sejumlah besar penelitian mengonfirmasikan bahwa pemanis buatan secara umum aman dalam jumlah yang terbatas, bahkan bagi ibu hamil. Sebagai hasil dari penelitian terbaru, label peringatan pada saccharin dicabut.
Di setiap negara biasanya terdapat badan resmi yang mengatur perizinan penggunaan pemanis buatan pada bahan pangan. Jika di Indonesia diatur oleh BPOM melalui Keputusan Nomor: HK.00.05.5.1.4547 tentang Persyaratan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pemanis Buatan dalam Produk Pangan (PDF). Dan setiap pemanis buatan memiliki nilai ADI atau asupan harian yang dapat diterima, sedemikian hingga jumlah pemanis buatan tidak berlebihan pada makanan atau minuman. Jika Anda hendak membuat produk pangan yang ingin diberikan pemanis buatan, Anda wajib membaca dan memahami regulasi ini.
Regulasi BPOM juga terdapat kesamaan dengan regulasi FDA. Misalnya setiap bahan pangan dengan pemanis buatan mesti ditinjau dan disetujui sebelum bisa dijual ke masyarakat. Meskipun dalam beberapa kasus, ada zat-zat yang dikategorikan sebagai GRAS atau secara umum dikenal aman. Zat-zat dalam GRAS, termasuk stevia yang dimurnikan, telah diangap oleh profesional-profesional terpercaya berdasarkan data ilmiah sebagai zat aman sebagaimana layaknya untuk digunakan, atau mereka memiliki riwayat penggunaan yang panjang yang umum pada makanan sehingga mereka dikategorikan secara umum aman dan tidak memerlukan persetujuan sebelum dijual.
Di Indonesia sendiri, pemanis buatan dilarang digunakan pada bahan pangan yang dikonsumsi oleh kelompok tertentu, misalnya bayi, balita, ibu hamil ataupun ibu menyusui.
Gula Alkohol
Terdapat pengganti gula yang disebut golongan poliol (polyol/sugar alcohol) yang merupakan karbohidrat yang terbentuk secara alami pada buah-buah dan sayur-sayur tertentu, namun mereka juga bisa dibuat. Mereka tidak dipandang sebagai pemanis yang kuat, karena mereka tidak semanis gula.
Golongan poliol mengandung kalori, namun kandungannya lebih rendah daripada gula. Hal ini membuat mereka menarik untuk dijadikan pengganti gula. Meski disebut sugar alcohol, namun golongan poliol bukanlah bahan pangan alkoholik, karena tidak mengandung etanol sebagaimana pada pelbagai minuman beralkohol.

BPOM mengatur Poliol dalam aturan tentang pemanis buatan tersebut dengan keterangan: Poliol adalah gula alkohol yang aman dalam penggunaannya, yang secara alami dijumpai pada buah-buahan antara lain laktitol, maltitol, manitol, silitol dan sorbitol, sedangkan
secara komersial diperoleh melalui proses fermentasi monosakarida dengan menggunakan kapang / khamir untuk pangan seperti Moniliella polllinis.
Kemudian ada pemanis novel yang merupakan kombinasi dari pelbagai jenis pemanis. Pemanis novel, sepertihalnya stevia, sangat sulit digolongkan pada salah satu kategori tertentu karena bahan pembentuknya dan karena proses pembuatannya.
Gula alkohol pada umumnya tidak digunakan dalam untuk pengolahan makanan rumah tangga. Namun mereka bisa ditemukan di pelbagai makanan yang diproses atau produk lainnya, menggantikan gula sebagai pemanis yang setara. Menurut aturan BPOM, selain sebagai pemanis buatan, golongan ini juga dapat berfungsi sebagai perisa, bahan pengisi, sekeustran dan bahan utama. Khusus untuk sebagai bahan utama – yang dimaksudkan di sini adalah sorbitol, sehingga terdapat ketentuan yang mengizinkan sorbitol sebagai bahan utama permen hingga 99% atau permen karet hingga 75%. Demikian juga fungsinya membantu menjaga kelembapan, mencegah kecokelatan atau kesan hangus ketika dipanaskan, dan menambahkan sensasi segar pada produk.
Penggunaan gula alkohol mencakup banyak jenis bahan pangan seperti cokelat, permen, hidangan penutup beku, permen karet kunyah, pasta gigi, penyegar mulut, bakeri, dan lain-lain. Silakan periksa label makanan atau minuman yang Anda beli, mereka bisa saja menulsikan nama spesifik salah satu jenis gula alkohol, misalnya “xylitol“, atau sederhana saja menggunakan terminologi “sugar alcohol“.
Manfaat kesehatan gula alkohol tidak jauh berbeda dengan pemanis buatan yang dijelaskan sebelumnya. Sepertinya misalnya untuk mengontrol berat badan, meskipun gula alkohol bukannya tanpa kalori, namun kalori yang dikandungnya tidak begitu banyak sehingga dapat membantu menjaga berat badan melalui diet. Gula alkohol juga tidak menyebatkan gigi berlubang.
Tidak seperti pemanis buatan, oleh karena gula alkohol merupakan kelompok karbohidrat, maka memiliki efek menaikkan kadar gula darah pada penderita diabetes. Namun karena tubuh anda tidak sepenuhnya menyerap gula alkohol, efek mereka terhadap gula darah tidak lebih rendah dibandingkan gula. Jika Anda penderita diabetes, Anda masih boleh mengonsumsi gula alkohol dengan tetap memerhatikan jumlah total asupan karbohidrat pada makanan anda. Berkonsultasilah dengan dokter atau ahli gizi anda untuk masalah ini.
Baik BPOM ataupun dalam regulasi FDA, gula alkohol dinyatakan aman digunakan, karena secara alami juga tersedia di alam. Pada umumnya dilabeli sebagai GRAS dan tidak memerlukan persetujuan sebelum dijual.
Pun demikian ada beberapa perhatian yang mesti diberikan pada gula alkohol. Ketika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan, biasanya mencapai 50 gram, namun kadang meski hanya 10 gram, akan memberikan efek laksatif, menyebabkan perut kembung, buang angin dan diare.
Pemanis Alami
Pemanis alami adalah pengganti gula yang seringkali dipromosikan sebagai pilihan yang lebih sehat dibandingkan gula atau pengganti gula lainnya. Namun demikian, bahkan pemanis alami acap kali melalui pemroses lebih lanjut dan/atau pemurnian, termasuk nektar/madu agave. Di Amerika terdapat beberapa pemanis alami yang disetujui penggunaannya oleh FDA, antara lain:
  • Date sugar.
  • Grape juice concetrate.
  • Honey.
  • Maple sugar.
  • Maple syrup.
  • Molasses.
  • Agave nectar.
Penggunaan pemanis alami sangat beragam, baik untuk rumah tangga hingga bahan pangan olahan. Biasanya pemanis alami ditambahkan pada makanan sebelum diproses lebih lanjut. Juga digunakan untuk memberi rasa manis pada teh dan koktail misalnya.
Meskipun pengganti gula alami ini tampak lebih sehat daripada gula, namun kandungan vitamin dan mineralnya tidaklah jauh berbeda dibandingkan dengan gula. Madu dan gula sebagai contoh, keduanya memiliki kesamaan nutrisi, dan keduanya berakhir sebagai glukosa & fruktosa di dalam tubuh. Jadi, jika Anda bijak, pilihlah pemanis alami oleh karena pertimbangan rasa dan penggunaannya daripada karena pertimbangan akan klaim kesehatan yang dielu-elukan.
Pemanis alami seringkali mengandung kalori dengan jumlah yang tidak berbeda dengan gula, jadi jika Anda mempertimbangkan beralih ke pemanis alami (seperti dari gula ke madu) karena masalah diet untuk mencapai berat badan ideal, maka Anda mesti mempertimbangkan lagi. Biasanya pemanis alami tidak memberi kontribusi signifikan untuk mengurangi asupan kalori. Selain itu pemanis alami juga memberikan kontribusi terhadap kerusakan gigi.
Penderita diabetes juga sebaiknya waspada dengan pemanis alami, oleh karena pemanis alami bisa meningkatkan kadar gula darah anda. Beberapa proponen nektar agave, disebut juga sirup agave, dikatakan sebagai pemanis low-glycemic dan tidak menyebabkan lonjakan kadar gula darah. Namun bukti ilmiah tidak mendukung klaim seperti itu tentang nektar agave. Penggunaan nektar agave dapat memicu kebutuhan insulin, jadi penderita diabetes mesti tetap waspada & bijaksana.
Pemanis alami pada umumnya aman. Namun tidak ada manfaat kesehatan dengan mengonsumsi gula tambahan ini dari jenis apapun. Dan mengonsumsi terlalu banyak gula tambahan, bahkan pemanis alami sekalipun, dapat mengarah pada pelbagai masalah kesehatan seperti kerusakan gigi, nutrisi buruk, penambahan berat badan dan peningkatan kadar trigliserida. Juga, waspadalah bahwa madu dapat mengandung sejumlah kecil spora bakteri yang bisa menghasilkan racun botulisme, oleh karenanya tidak menganjurkan memberikan madu pada bayi yang berusia di bawah 1 tahun.
Penutup
Ketika Anda hendak memilih pengganti gula, jadilah konsumen yang cerdas. Dapatkan informasi yang tepat dan jangan terseret tren dari promosi yang hanya “katanya” meski banyak orang terjerat ke dalamnya. Sementara pemanis buatan dan pengganti gula dapat membantu mengelola berat badan, namun mereka bukan solusi ajaib, dan sebaiknya digunakan secukupnya.
Hanya karena sebuah produk dipasarkan dengan label “sugar free” atau “bebas gula”, tidak serta merta berarti tidak mengandung kalori. Jika Anda mengonsumsi bahan pangan bebas gula terlalu banyak, Anda masih bisa mengalami penambahan berat badan, karena mungkin ada kandungan lainnya yang mengandung kalori.
Dan ingatlah, bahan pangan olahan, yang seringkali mengandung pengganti gula, secara umum tidak menawarkan manfaat kesehatan yang sama sebagaimana pada bahan pangan yang utuh, seperti buah dan sayuran.

*******Read more: http://catatan.legawa.com/2011/07/berbicara-tentang-pemanis-buatan-dan-pengganti-gula/#ixzz1fkrodkEr

Tidak ada komentar:

Posting Komentar